Sunday, 18 July 2010

rindu

Kenapa aku bisa merindukan seseorang begitu dalam? Apakah manusia selalu merindukan seseorang di waktu yang terus berjalan. Rindu itu nyata dalam keindahan, tapi semu dalam kenyataan. Memang merindukan itu sesuatu perasaan yang ingin diperlihatkan.
Tapi ketika rindu itu begitu besar dan menghantui setiap detik yang ada, bisakah itu di sebut rindu? menghancurkan pikiran yang ada.
Otak terus berfikir pantaskah aku merindu. Hasrat bergejolak dalam emosi, aku tidak bisa menyalurkan rindu ini. Rindu bagai heroin dalam nadi ku, terus dan terus membuat ku gelisah, dan ketergantungan dengan rasanya.
Perih dan rindu mempunyai ikatan batin dalam arti. Karena aku tidak bisa berkata kepada makhluk yang bernafas aku merindukannya. Aku hanya bisa berkata kepada bayangan yang terus menghantuiku. Perih rasanya, menahan rasa yang ada.
Apakah aku pantas merasakan rindu? Karena aku hanya bisa bermain dengan bayangan. Apakah aku bodoh? karena rindu ini terus merasuki ku.
Terkadang aku begitu benci karena bisa merasakan rindu, yang tidak bisa ku kendalikan. Jiwa ku resah karena mulai kehilangan daya imajinasinya
kerena rindu membunuh setiap sel-sel dalam otak dan membuatnya membeku.
Ya, aku bagai manusia yang tidak berjiwa. Karena aku hanya bisa berkata
kepada bayangan yang tetap setia menemaniku, tapi pantaskah bayangan itu menemani?
Bayangan itu seolah menjadi bagian dalam pikiranku, selalu bercumbu dengan alam sadar ku. dan mampu membuatku terjebak dalam labirin perasaanku sendiri.
Rindu, kemana kau bawa jiwa ku? bisakah aku mendapatkannya kembali. dan mengendalikan rindu yang sepantasnya dalam jiwaku.
Karena aku ingin merindukan seseorang bukan hanya bayangan. Suatu saat aku akan berkata bahwa aku kesal, kesal begitu merindukannya. Dan tetap diam dengan keadaan yang memaku ku

No comments: