Wednesday 28 July 2010

Tuhan

Selamat pagi Tuhan, hari ini ku awali dengan kesakitan di badanku terutama di pikiranku dan di hatiku. Badanku lemah karena aku tidak bisa berfikir. Inikah jalan yang Kau ingini Tuhan? Aku tidak mengeluh, aku hanya bertanya.
Apakah ini akan berakhir begitu saja? maafkan aku Tuhan, tapi aku tidak bisa berfikir. Sesak ku rasa di dadaku saat ini, badanku lemah sekarang.
Yang kubutuhkan hanya waktu, agar bisa berfikir tentang semua ini. Ini satu yang ku takuti, aku harus melupakannya semua. Tapi aku harus ikhlas, karena aku sudah belajar ikhlas dari awal.
Tuhan, tetap satu yang aku inginkan. Tetap jaga dia di setiap waktunya, jangan Kau tutup mata walau hanya sedetik padanya.
Walau saat ini aku tidak bisa berfikir, tapi aku mencoba untuk memahaminya. Walau aku hanya diam, tapi aku tetap wanita yang bisa marah, emosi, cemburu, dan jengkel. Namun, aku tidak bisa menuntut apapun. Karena aku bukan siapa-siapa dalam hidupnya. Saat ini pun, dia menutup matanya untuk ku. Katakan kepadaku Tuhan, apakah ini saatnya aku untuk pergi?

Sunday 18 July 2010

rindu

Kenapa aku bisa merindukan seseorang begitu dalam? Apakah manusia selalu merindukan seseorang di waktu yang terus berjalan. Rindu itu nyata dalam keindahan, tapi semu dalam kenyataan. Memang merindukan itu sesuatu perasaan yang ingin diperlihatkan.
Tapi ketika rindu itu begitu besar dan menghantui setiap detik yang ada, bisakah itu di sebut rindu? menghancurkan pikiran yang ada.
Otak terus berfikir pantaskah aku merindu. Hasrat bergejolak dalam emosi, aku tidak bisa menyalurkan rindu ini. Rindu bagai heroin dalam nadi ku, terus dan terus membuat ku gelisah, dan ketergantungan dengan rasanya.
Perih dan rindu mempunyai ikatan batin dalam arti. Karena aku tidak bisa berkata kepada makhluk yang bernafas aku merindukannya. Aku hanya bisa berkata kepada bayangan yang terus menghantuiku. Perih rasanya, menahan rasa yang ada.
Apakah aku pantas merasakan rindu? Karena aku hanya bisa bermain dengan bayangan. Apakah aku bodoh? karena rindu ini terus merasuki ku.
Terkadang aku begitu benci karena bisa merasakan rindu, yang tidak bisa ku kendalikan. Jiwa ku resah karena mulai kehilangan daya imajinasinya
kerena rindu membunuh setiap sel-sel dalam otak dan membuatnya membeku.
Ya, aku bagai manusia yang tidak berjiwa. Karena aku hanya bisa berkata
kepada bayangan yang tetap setia menemaniku, tapi pantaskah bayangan itu menemani?
Bayangan itu seolah menjadi bagian dalam pikiranku, selalu bercumbu dengan alam sadar ku. dan mampu membuatku terjebak dalam labirin perasaanku sendiri.
Rindu, kemana kau bawa jiwa ku? bisakah aku mendapatkannya kembali. dan mengendalikan rindu yang sepantasnya dalam jiwaku.
Karena aku ingin merindukan seseorang bukan hanya bayangan. Suatu saat aku akan berkata bahwa aku kesal, kesal begitu merindukannya. Dan tetap diam dengan keadaan yang memaku ku

Thursday 15 July 2010

dear God

Selamat pagi Tuhan, hari ini aku bersyukur karena aku bisa bernafas dan masih bisa melihat dunia ini. Aku bersyukur karena aku masih bisa merasakan kasih sayang Mu, merasakan aku menyayangi nya. Alam masih menyambut ku dalam paginya. Bersyukur akan cinta yang ku rasakan saat ini.
Pagi ini, aku awali dengan tangis. Maafkan aku Tuhan, air mata ini tidak bisa lagi aku bendung dalam otak ku. Tapi seperti pepatah, sehabis hujan datang pelangi. Itu yang terjadi pada ku pagi ini, setelah aku menangis aku bisa tersenyum. Tersenyum karena aku bisa bercerita kepada Mu. Begitu juga langit pagi ini, menangis tapi tetap bersinar. Hari ini aku tetap belajar untuk ikhlas, melihat semua yang terjadi dalam hidupku. Kuatkan aku Tuhan, karena aku tau aku tidak bisa berjalan dengan kekuatanku sendiri.

Kenapa aku menjadi orang yang lebih memilih diam dalam kisahku? Tapi, itu tidak apa. Karena aku tau, saat aku tidak bisa memendam semua sendiri, Engkau hadir dalam malam ku dan memulihkan hati ku dari beban ini. Aku harus tetap bersyukur, benarkan Tuhan?
Walau saat ini, aku masih menginginkannya untuk hadir dalam hari ku. Tapi itu hanya suatu harapan ku. Aku tau, Engkau mengerti isi hati ku. Aku tidak akan memaksa, karena itu akan membuatku terlihat seperti menyakiti diri sendiri.

Tuhan, tadi pagi dia begitu kesal dengan masalahnya. Bantu dia Tuhan dalam masalahnya, jaga dia hari ini untuk menjalani harinya. Maafkan aku Tuhan, banyak memohon kepadaMu. Tapi kemana lagi aku harus memohon selain hanya kepadaMu.
Beri dia ketenangan dalam pemikirannya, beri dia cahaya dalam jalannya, beri dia kasih lembut Mu. Aku ingin menjadi pendengar dalam keluh kesal nya, tapi sepertinya ini saat yang tepat untuk dia meninggalkan aku. Meninggalkannya memang suatu yang paling menyakitkan untukku, tapi mengetahui dia berjalan melupakanku, itu cukup membunuhku.

Tuhan, bisakah aku bertanya kepada Mu? kenapa Kau pertemukan aku dengan nya, kalau memang akan berakhir dengan secepat ini. Mungkin ini sebuah perjalananku untuk mengasihi banyak orang? untuk menjalankan tujuan hidupku. Mengubah orang yang hadir dalam hidupku. Tapi, ini terlalu cepat untuk di akhiri Tuhan. Maafkan aku Tuhan, aku kembali mengeluh.
Aku ingin menyampaikan isi hati ku, tapi aku tak mampu Tuhan. Aku takut, karena dia sudah membuang kisah ini. Ini memang salahku, katakan Tuhan. Ini memang salah ku.

Setiap hari datang dengan kisah yang baru, semangat yang baru. Terima kasih Tuhan, telah mendengarkan isi hati ku. Lebih dari kata-kata ini, Kau lebih mengerti apa yang aku rasakan. Saat ini aku bisa tersenyum, dan SELAMAT PAGI!!

Friday 9 July 2010

He came to turn on my life
when he continue to make me feel
the warmth of his life.
I'm walking by starting at him, waiting
him feel what I feel.
When his energy flowed into my veins,
I want to hug him.
wait for me and don't leave that place.
Because I want to draw your image
into the canvas of my life.
Just keep laughing, because when you laugh,
I feel your spirit alive.
Tracks that you pass to witness how much
I want to pass too.
Wait for me and don't look backwards
because I'll be at the front and smiled at you
Tuhan, aku merindukannya, aku memikirkannya.
Dimanakah dia sekarang, Tuhan?
Bisakah Kau beri aku sedikit penglihatan batin.
Sudahkah dia ingat kesehatannya?
Sudahkah dia ingat berdoa hari ini?
Sudahkah dia ingat untuk selesaikan pekerjaannya?
Beri dia keamanan dalam harinya, Tuhan.
Sadarkan dia malam telah tiba,
sadarkan dia untuk menjaga kesehatannya.
Ingatkah dia hari ini untuk tetap bersyukur pada-Mu, Tuhan?
Jaga dia untuk melangkah.
Genggam tangannya dalam ketakutannya.
Pelihara jiwanya dalam bertindak.
Beri dia sebuah pengertian dalam hidup ini.
Semua berjalan dengan kehendak-Mu.
Satu yang aku ketahui,
Aku bahagia Tuhan, bahagia mengenalnya.

Bukan bukan aku tidak mampu
tapi susah, aku susah, susah mengartikannya
sanggupkah beranjak dalam kesendirian?
Jika, aku berkata IYA tapi pada kenyataannya TIDAK.
Duduk termangu dengan secangkir kopi.
Tidak ada angin berhembus.
Hambar layaknya kopi,
pahit tapi manis bagi pemujanya.
Hidupku bagai kopi.
Bubuk pahitnya melambangkan kemanisan,
bagi setiap orang yang melihat dari sudut pandangku.
Dan kegelapannya akan seperti rumah,
rumah untukku merasakan kepahitan dan kemanisannya.
Susah mengartikannya, karena hanya yang bisa
merasakannya yang bisa mencicipinya.