Monday 16 August 2010

*dudukterpejam*

(berkata dalam hati) Kemana surat hilang itu pergi? aku ingin menemukannya sebelum dia menemukan tujuannya. aku ingin menulis ulang surat itu.

Saturday 7 August 2010

surat yang hilang

Dear pemuda,

kemana sekarang jiwamu pergi? aku tidak bisa melihat dan memberi tau mu tentang keberadaanku. Alam semesta mulai menutup jalan ku, aku tidak bisa menemukan jalan untuk menemukan mu. Surat ini merupakan kenyataan apa yang ku rasakan, surat ini akan hilang dan menuntun kenyataan hingga datang kehadiran mu. Aku menangis di bawah atap ini, aku terkunci dengan segala tuntutan. Perasaan gelisah ini datang begitu cepat dan menyakiti ku.
Pemuda, kapan kau ingat tersenyum pada ku? aku tidak bisa mengingat itu, karena terlalu sulit untuk ku temukan. Andai aku bisa menjadi merpati dan terbang mencari keberadaan mu. Aku ingin memberi tau, betapa indahnya kisah yang ku lalui bersamamu sebelum diri mu pergi bersama jiwamu. Surat ini bukan surat kesedihan ku, tapi surat yang menandakan aku berada dalam satu ruang yang ingin ku hancurkan dan pergi mencari jiwa mu dan surat hilang ini.
Surat hilang ini terbawa angin dan kesunyian jenaka. Tidak ada yang tau keberadaan surat ini yang mencari mu. Karena bentuk dan isinya hanya di mengerti oleh hati yang bisa membacanya.
Pemuda, ingatkah kamu ketika aku tersenyum untuk mu? karena saat itu aku menyatakan perasaan ku yang tidak bisa ku gambarkan dengan apapun.
Aku? aku bukan siapapun dalam dunia ini, tapi aku sesuatu dalam surat hilang ini. Aku bukan sesuatu yang berharga yang dapat di jual, di nilai, di mengerti, dan di pahami. Karena aku tidak terkait dengan segala bentuk pemahaman.
Yang ada dalam jiwa aku hanya sebuah perasaan yang tidak mengerti ketika kamu memutuskan untuk pergi dan meninggal aku tanpa melihat surat hilang ini.
Menghapus dan menulis kembali terus terjadi dalam surat ini, aku terjebak dalam perkataan ku. Tidak bisa mengekspresikan semua keindahan jejak itu.
Hai pemuda, taukah kamu betapa aku ingin mengunci jiwamu di dalam hati ku. tapi ketika aku ingin menguncinya, hati ku terasa sakit karena begitu berat mengerti jiwamu. Aku terus bergerak dan membiarkannya bergerak dengan bayangannya. Tapi aku tidak bisa menguncinya, sampai akhirnya jiwamu pergi terbawa hembusan hangat sebuah keberadaan lain.
Andai kamu membaca surat hilang ini, aku ingin kamu merasakan betapa aku ingin menggenggam tangan dan jiwa mu.


tertanda,
aku